Tantangan Platinum Gurusiana, Hari Ke-173

#TantanganGurusiana

“Prakk prakk, pot bunga kesayangan Bunda pecah, jatuh ke lantai berserakan, bisa marah Bunda sama Agil nanti,”Agil bergumam.

“Aduh, Agil, kenapa pot bunga Bunda jadi berserakan di lantai?” Tanya Bunda kepada Agil yang masih terdiam di dekat pot bunga Bunda.

“Agil dak sengaja tersenggol tadi Bunda, jadinya pot bunga Bunda jatuh dan pecah deh pot bunga Bunda, maafkan agil ya Bunda!” Pinta Agil.

“Iya Nak, dak usah terlalu dipikirkan pot bunda Bunda, Bunda lebih memikirkan Agil Nak, adakah yang lecet kaki atau tangan Agil terkena pecahan kaca dan keramik pot bunga?” Tanya Bunda.

“Tidak Bunda, tangan dan kaki Agil tidak apa-apa Bunda,”jawab Agil.

Setelah itu Bunda berusaha memeluk anaknya Agil dan Agil sendiri merasa bingung atas sikap Bunda, bukannya Bunda sangat sayang sama pot bunganya tetapi malah bertanya apakah tangan dan kaki Agil ada yang kena pecahan kaca dan keramik tidak.

Sekarang Agil jadi tahu bahwa Bundanya sangat sayang kepada dirinya lebih-lebih setelah Ayahnya meninggal karena kecelakaan mobil ketika sedang akan berangkat dinas ke Surabaya, tiga bulan kemarin, Pak Heri bekerja di Dinas Kominfo kota Depok. Agil merupakan anak kelas 4 SD Insan Mulia kota Depok, Agil merupakan bungsu dari tiga bersaudara. Mbaknya yang tertua Mbak Risty sudah kuliah di UPI Bandung sedangkan Masnya Mas Diko masih berstatus siswa SMA Insan Mulia kelas 11 kota Depok.

Bunda sangat terpukul sejak kepergian ayah. Untungnya anak-anak Bunda Rika sangat kuat dan mereka yang selalu menguatkan Bunda ketika Bunda sedih atau sakit. Akhirnya keluarga Pak Heri mendapat santunan dari asuransi dan mobil ayah Agil juga mendapat asuransi yang cukup lumayan.

Setelah mendapat uang asuransi, Bunda Rika berdiskusi dengan anak-anaknya suatu sore setelah salat asar.

“ Bagaimana uang santunan asurasi ini, mau kita apakan?” Tanya Bunda.

“Kami sepakat kalau uang itu untuk usaha buka butik baju saja Bunda dan memanfaatkan bekas garasi mobil ayah di samping kiri rumah kita saja.” Jawab Mas Diko mewakili Mbak Risty dan adiknya.

“Baiklah kalau kalian bertiga sudah setuju untuk usaha butik baju saja, nanti belanjanya kita minta Tante Mila saja yang belanja, kan rumahnya dekat pasar Tanah Abang Jakarta.”Timpal Bunda.

Setelah kesepakatan itu mereka sekeluarga sangat senang karena sudah menemukan jalan ke luar untuk uang asuransi ayah.

“Semoga ayah tenang di sana dan mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT. Bunda senang karena memiliki anak-anak yang sayang sama Bunda dan selalu memikirkan Bunda, Bunda juga sangat sayang sama kalian, Nak. Jangan kalian tanya siapa kesayangan Bunda? Kesayangan Bunda adalah kalian bertiga yang selalu menyemangati dan mendukung Bunda. Semoga Allah SWT mengabulkan cita-cita kalian bertiga, amin ya ribbal alamin.”Tegas Bunda.

Akhirnya ketiga anaknya memeluk Bundanya dan mereka berpelukan untuk suatu keputusan yang sangat penting bagi bunda dan bagi mereka bertiga. Karena dengan usaha inilah bunda akan memperjuangkan pendidikan anak-anak Bunda ke depannya.Semoga Allah SWT mengabulkan semua cita-cita kalian tentunya dengan selalu belajar, salat, dan selalu berdoa kepada Allah SWT.

Setelah itu anak-anak bunda pamit untuk ke kamar masing-masng untuk mengerjakan tugas dari sekolah dan dari kampus masing-masing..Setelah itu bunda segera membuka usaha butik sesuai yang direncanakan dan alhamdulilah usahanya agak maju sedikit-demi sedikit. Alhamdulilah.

Salam literasi